Ini cerita tentang anak kecil yang menjadi bahaya laten dalam diri saya.
Malam saat dia mencubiti angan dengan gemas, benar menakuti sekujur saya,
sehingga tiap celah dalam diri adalah inangnya.
Waktu itu saya berterbangan dan keheningan jadi begitu riuh berceloteh tentang cita-cita dan harapan.
Anak kecil itu memandangi Januari yang melengkung seperti daun pisang.
Menunggu ibu bapaknya pulang menitipkan sekaleng tanggung jawab.
yang ditabuh bertambur-tambur, yang dibanting berdenting-denting, dan riuhnya menghentikan bunyi detak jantung serupa lokomotif kereta.
Pagi hari saat ia menemukan luka hati tergeletak.
Kepalanya seperti dibenturkan kenyataan:
"Betapa curangnya mimpi mereproduksi kerinduan, dan Betapa culasnya cinta menginjeksi kepedihan"
0 comments:
Post a Comment