Gerakan Syahwat Merdeka

Setan itu ada dalam otak manusia bukan pada tubuh manusia lain. Sehingga waktu saya mencolok-colok lubang hidung saya seharusnya saya tidak bertanggung jawab terhadap pikiran cabul yang terlintas di otak saudara. Apakah lantas kelamin saya menjadi alasan saudara menempelkan stempel penjahat di jidat saya? Padahal saya hanya membicarakannya sebagai problem sosial. Sungguh aneh benda sekecil itu bisa menjadi alasan polemik sebesar itu. Mungkin seharusnya manusia diciptakan tanpa alat kelamin. Karena bahkan seandainya alat kelamin diciptakan dalam bentuk lain atau ditempelkan di kuping saja, dia tetap saja akan menjadi masalah.
Jadi, selama setan masih bertengger di otak saudara, marilah kita merayakan kepornoan lewat bisik-bisik imajinasi. Selama imajinasi masih punya privasi. Toh soal perilaku hanyalah soal kendali diri. Sama sekali bukan soal regulasi yang didengungkan dengan penuh hipokrisi.

1 comments:

dodol said...

Mampusss !!!